Senin, 17 September 2012

Bawang Berlian / Bawang Dayak / Bawang Arab / Bawang Sabrang / Bawang Siyem

Bawang Berlian / Bawang Dayak / Bawang Arab / Bawang Sabrang / Bawang Siyem

Bawang Dayak  Eleutherine palmifolia (L.) Merr.
Orang Kalimantan menyebutnya Bawang Dayak karena memang berasal dari Kalimantan.
Sementara orang luar Kalimantan menyebutnya Bawang Sabrang dikarenakan untuk mendapatkannya harus menyeberang (sabrang).
Ada juga sebagian orang menyebutnya sebagai Bawang Berlian atau Bawang Arab.
Merupakan tumbuhan asli Amerika Selatan yang  dijumpai tumbuh pula di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. Sejak lama bawang dayak–sebutan di Palangkaraya dan Samarinda–dimanfaatkan penduduk lokal sebagai obat aneka penyakit, antara lain sembelit, disuria, radang usus, disentri, luka, bisul,  muntah, hingga penyakit kuning. Bukan hanya itu beberapa penyakit berat seperti kanker payudara, diabetes mellitus, hipertensi, dan kolesterol, bisa teratasi dengan rajin mengonsumsi bawang dayak. Cara mengonsumsinya mudah, bisa meminum air  rebusan umbi atau langsung memakan umbinya.

Selain bisa membantu mengobati penyakit ringan hingga berat, bawang siyem  (sebutan di Jawa Barat) memiliki kemampuan lain sebagai antimelanogenesis dan antioksidan. Hasil skrining fitokimia terungkap bawang dayak yang berguna sebagai antimelanogenesis (mencegah timbulnya bintik atau titik-titik hitam di kulit) dan antioksidan (menangkal radikal bebas) tersebut mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, steroid (triterpenoid), glikosida, glikosida antrakinon, dan saponin.

Nah, senyawa flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang mampu mengobati gangguan hati, menghambat pendarahan, antihipertensi, antivirus, antiinflamasi, dan bersifat sitotoksik. Alasan itu menyiratkan fakta penting secara farmakologi, yakni bila tumbuhan terbukti mengandung senyawa flavonoid, ia berpeluang besar  menjadi obat tradisional.

Sosok bawang dayak mirip bawang merah. Umbi brambang sabrang (sebutan di Jawa) berbentuk bulat telur memanjang, berwarna merah, tidak berbau serta berasa pahit. Umbi tersebut berlapis, terdiri dari 5-6 lapisan dengan panjang umbi 4-5 cm dan diameter 1-3 cm. Hasil mikroskopik serbuk simplisia umbi bawang merah hutan (penyebutan di buletin Flora Malesiana) dijumpai terdapat kristal Ca-oksalat, parenkim, xylem dengan penebalan dinding sel berupa tangga (skalariform) dan butir amilum.

Bawang Dayak membutuhkan syarat hidup pada ketinggian antara 600 – 2000 m dpl. Sangat cocok bila berada pada lahan yang kaya akan belerang. Bentuk dan warnanya lebih mirip bawang merah lanang. Tanamannya sendiri memiliki ciri daunnya berbentuk pita sepanjang 15-20 cm, lebar 3-5 cm mirip palem dengan tulang daun sejajar. Bunga berwarna putih dengan kelopak berjumlah lima.

Khasiat & Manfaat


Bawang berlian atau bawang dayak Eleutherine palmifolia adalah salah satu jenis tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan. Penduduk lokal di Kalimantan sudah menggunakan tanaman ini sebagai obat tradisional. Bagian yang dapat dimanfaatkan pada tanaman ini adalah umbinya. Khasiat dari tanaman bawang dayak antara lain antikanker payudara, mencegah penyakit jantung, immunostimulant, antinflamasi, antitumor serta anti bleeding agent.
Bawang berlian alias bawang dayak mengandung senyawa naphtoquinonens dan turunannya seperti elecanacine, eleutherine, eleutherol, eleuthernone. Naphtoquinones dikenal sebagai antimikroba, antifungal, antivirial dan antiparasitik. Selain itu, naphtoquinones memiliki bioaktivitas sebagai antikanker dan antioksidan yang biasanya terdapat di dalam sel vakuola dalam bentuk glikosida.

Komponen antioksidan memiliki peranan penting bagi perlindungan kesehatan tubuh. Para ahli berpendapat bahwa antioksidan mampu mereduksi risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung. Penggunaan antioksidan alami saat ini dianggap lebih aman karena antioksidan alami diperoleh dari ekstrak tanaman. Antioksidan alami yang terdapat pada tanaman antara lain kelompok flavonoid berupa senyawa polifenol. Bawang berlian alias bawang dayak memiliki kelompok flavonoid.


Cara Tepat Meramu


Umbi bawang berlian alias bawang dayak dapat dipergunakan dalam bentuk segar, simplisia, manisan, dan bubuk (powder). Simplisia merupakan cara pengeringan. Selama proses pengeringan simplisia, kadar air dan reaksi-reaksi zat aktif dalam bahan akan berkurang. Pembuatan simplisia umbi bawang berlian alias bawang dayak dengan cara pengeringan harus dilakukan cepat, memakai suhu yang tidak terlalu tinggi. Penggunaan suhu tinggi berakibat perubahan kimia pada kandungan senyawa aktifnya. Pada umumnya, suhu pengeringan adalah antara 40 – 60 celsius dengan kadar  air 10%. Bahan simplisia yang akan dikeringkan harus diatur ketebalan pemotongannya, sehingga diperoleh tebal irisan  seragam dan tidak rusak selama pengeringan.

Hasil penelitian Nawawi dan kawan-kawan mengenai Isolasi dan identifikasi senyawa kuinon dari simplisia umbi bawang sabrang dari  Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. pada 2007 menunjukan bahwa karakteristik simplisia bawang dayak memiliki kadar abu total 1.4%, abu larut air 4.2%, abu tidak larut asam 1.7%, sari larut etanol 2.7% dan sari larut air 2%. Selain itu, diperoleh hasil kadar air simplisia 6%, nilai tersebut memenuhi standar persyaratan kadar air simplisia secara umum yaitu kurang dari 10%. Hasil uji fitokimia simplisia bawang berlian alias bawang dayak memperlihatkkan hasil positif untuk alkaloid (endapan merah), kuinon (endapan merah kecoklatan), tanin (warna merah), flavonoid (endapan kuning), steroid atau triterpenoid (warna merah), dan hasil negatif pada saponin (tidak berbentuk busa).






3 komentar:

  1. Apakah bawang dayak ini setelah diblender boleh kita simpan dalam kulkas

    BalasHapus
  2. Salam,

    Bawang dayak setelah di blender, bisa di masukkan ke dalam kulkas, asalkan jangan ditaruh di Frezer :)

    BalasHapus
  3. Apakah bawang dayak bisa dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari. Terima kasih.

    BalasHapus